Bermain Teka-Teki #2
Percobaan bermain teka-teki yang pertama
kemarin cukup menyenangkan juga. Kelas menjadi agak kondusif dibandingkan
hari-hari biasanya. Sampai di sini, beberapa teman yang menyarankan adanya
pemanasan, intermeso, brainstorming sebelum pembelajaran dimulai
pun hadir di dalam ingatanku. "Ah, Mister Tammy benar, Pandhu Blady Idiet
pun benar," batinku.
Nah, tidak
hanya murid-muridku saja yang ingin kembali bermain teka-teki, namun aku juga!
:D
Maka, pada hari
berikutnya, aku beri lagi mereka sebuah teka-teki. Namun, kali ini tidak pada
awal pembelajaran, tetapi di akhir pembelajaran. Berikut ini teka-teki yang
kuberikan kepada anak-anak:
"Anak-anak,
berapa jumlah kaki seekor kuda?" tanyaku mengawali.
Gara-gara
kemarin murid-muridku keliru menjawab pertanyaan yang mudah, mereka jadi
hati-hati, sedikit ragu, atau bahkan takut untuk mengatakan "kaki seekor
kuda berjumlah empat!"
"Empat,
kan?"
Mereka
mengangguk mengiyakan.
"Berapa
jumlah ekornya?" tanyaku lagi.
"Satu,
Pak!" jawab mereka.
"Bagus!
Sekarang pertanyaannya! Ini adalah pertanyaan yang pernah disampaikan oleh Presiden
Amerika Serikat yang bernama Abraham Lincoln!" aku sedikit berteriak,
"dengarkan baik-baik!"
BILA EKOR KUDA
DIANGGAP SEBAGAI KAKI, BERAPAKAH JUMLAH KAKI SEEKOR KUDA?
"Nah,
sekarang kalian pulanglah! Kalian boleh memecahkan teka-teki ini di rumah.
Tentu saja kalian boleh bertanya kepada siapa saja; kepada orang tua, teman,
atau bahkan bertanya di GOOGLE! Besok pagi, sampaikan jawaban kalian beserta
argumen/alasannya!" aku menantang.
***
Keesokan
harinya, murid-muridku telah siap dengan jawaban mereka. Lalu kutanya mereka
satu persatu apa jawaban mereka beserta argumen yang menguatkannya. Dari 22
muridku, (sebenarnya muridku berjumlah 23, tetapi satu orang tidak masuk karena
sakit) didapatkanlah tiga macam jawaban sebagai berikut:
Bila ekor kuda
dianggap sebagai kaki, berapakah jumlah kaki seekor kuda?
Jawaban
pertama:
Empat (4),
alasannya: karena kuda punya empat kaki. Sedangkan bila 1 ekor dianggap sebagai
kaki, terserah saja, bagaimanapun seekor kuda yang normal punya empat kaki
saja. (Jawaban ini diberikan oleh 17 orang siswa).
Jawaban kedua:
Lima (5),
alasannya: karena ekor dianggap kaki, maka jumlah kakinya menjadi 5 dengan
rincian empat kaki asli dan satu kaki palsu (ekor yang dianggap kaki). (Jawaban ini diberikan oleh 4 orang siswa)
Jawaban ketiga:
Satu (1),
alasannya: yang dianggap sebagai kaki kan ekornya, sedangkan ekor itu jumlahnya
satu! (Jawaban ini diberikan oleh 1 orang siswa)
Aku tersenyum
menyimak jawaban-jawaban mereka. Seperti kemarin, itu membuat mereka menjadi
penasaran.
"Berapa
jawabannya, Pak?"
“Jawaban kalian
semuanya benar!” kataku yang disambut dengan tepuk tangan dan sorak-sorai
mereka yang riuh rendah.
“Seperti yang
saya sampaikan kemarin, bahwa saya ingin kalian menjawab dengan alasan yang
tepat! Dan pada pagi hari ini kalian telah melakukannya dengan baik! Pertanyaan
tersebut memang membutuhkan jawaban yang masuk akal disertai argumen yang kuat.
Dari satu pertanyaan itu kita bisa mendapatkan jawaban yang berbeda-beda, di
sinilah kita belajar untuk saling menerima pendapat orang lain yang
berbeda-beda dengan pendapat kita!”
Setelah
menyampaikan jawaban itu, mulailah kami membuka pelajaran. Tak terasa, hari pun
berlalulah dengan begitu cepat. []
Lanjut ke teka-teki selanjutnya: http://www.rifanfajrin.com/2015/05/bermain-teka-teki-3.html