Pengertian Drama
Pengertian Drama
Pembelajaran sastra di sekolah
berkaitan dengan tiga hal, yaitu puisi, prosa, dan drama. Bagi teman-teman yang
ingin mencari tahu pengertian drama, berikut ini akan dipaparkan sekilas
tentang pengertian drama.
Pengertian merujuk pada perkataan
“drama” yang berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti: berbuat,
berlaku, bertindak, atau beraksi. Drama berarti perbuatan, tindakan, atau
beraksi. Drama berarti perbuatan, tindakan atau action.
Dalam kehidupan sekarang, drama
mengandung arti yang lebih luas ditinjau apakah drama sebagai salah satu genre
sastra, ataukah drama sebagai cabang kesenian yang mandiri. Drama naskah
merupakan salah satu genre sastra yang disejajarkan dengan puisi dan prosa.
Drama pentas adalah jenis kesenian yang mandiri, yang merupakan integrasi
antara berbagai jenis kesenian seperti musik, tata lampu, seni lukis (dekor,
panggung), seni rias, seni kostum, dan sebagainya.
Jika kita membicarakan drama
pentas sebagai kesenian mandiri, maka ingatan kita dapat kita layangkan pada
wayang, ketoprak, ludruk, lenong, dan film. Dalam kesenian tersebut, naskah
drama diramu dengan berbagai unsur untuk membentuk kelengkapan.
Terminologi istilah drama
biasanya didasarkan pada wilayah pembicaraan, apakah yang dimaksud drama naksah
atau drama pentas. Drama naskah dapat diberi batasan sebagai salah satu jenis
karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog yang didasarkan atas konflik
batin dan mempunyai kemungkinan dipentaskan.
Moulton memberikan definisi drama
(pentas) sebagai hidup manusia yang dilukiskan dengan action. Hidup manusia yang dilukiskan dengan action itu terlebih dahulu dituliskan, maka drama—baik naskah
maupun pentas—berhubungan dengan bahasa sastra. Telaah drama harus dikaitkan
dengan sastra.
Sebagai karya sastra, bahasa
drama adalah bahasa sastra karena itu sifat konotatif juga dimiliki. Pemakaian
lambang, kiasan, irama, pemakaian kata yang khas, dan sebagainya berprinsip
sama dengan karya sastra yang lain. Akan tetapi, karena yang ditampilkan dalam
drama adalah dialog, maka bahasa drama tidak sebeku bahasa puisi, dan lebih
cair daripada bahasa prosa. Sebagai potret atau tiruan kehidupan, dialog drama
banyak berorientasi pada dialog yang hidup dalam masyarakat.
Jika dibandingkan antara naskah
dan pentas, maka pentas lebih dominan daripada naskah. Drama tradisional dan
drama rakyat tidak menggunakan naskah. Unsur action, pagelaran, acting,
pemeranan merupakan faktor yang dominan. Yang dipagelarkan adalah kehidupan
manusia karena hidup ini adalah panggung sandiwara raksasa. Lebih sempit yang
dipentaskan adalah tokoh-tokoh manusia dengan watak-wataknya.
Watak-watak manusia yang dipotret
dalam panggung itu adalah watak yang saling bertikai atau konflik. Konflik
manusia ini merupakan dasar lakon, baik yang dituliskan maupun yang langsung
dipagelarkan. Konflik manusia itu diwujudkan dalam dialog dan dalam pagelaran
drama, konflik itu diwujudkan dalam bahasa tutur. Disebabkan pentingnya dialog
atau bahasa tutur ini, maka Marjorie Boulton menyebut bahasa tutur ini sebagai
salah satu aspek drama yang penting di samping naskah dan pentas drama. Dalam
pagelarannya, tutur itu dihidupi dengan keterlibatan fisik maupun mental
pemainnya.
Demikianlah sekilas tentang
pengertian drama. Bagi teman-teman yang ingin belajar drama, mari kita belajar
drama bersama-sama. Setelah itu, mungkin kita bisa pentaskan di sekolah kita.