Peri Candra, Karya Yohana Imanuella
Rasanya baru kemarin aku mengajar mereka. Tahun ini, anak-anak itu sudah lulus. Sedih tetapi juga sekaligus gembira. Dan kini aku merasa beruntung. Setidaknya aku masih menyimpan beberapa dari karya-karya mereka. Pelan-pelan, kuketik ulang cerita pendek mereka.
Mereka adalah Lintang Ayu Maitri, Rucita S. Cahyani, Nabila Kanaya Putri, dan Yohana Emanuella. Semoga kalian berhasil di kehidupan ini, Nak. :)
Peri
Candra
Oleh Yohana Imanuella*
Candra adalah
seorang peri tanpa sayap. Setiap hari Candra kesal karena diejek temannya
karena kekurangannya itu. Hanya satu peri temannya yang mengerti perasaannya.
Peri itu bernama Rosa.
Suatu hari
Candra pergi ke kebun jamur dengan muka sedih.
"Kau
kenapa?" tanya Rosa.
"Aku sedih
karena selalu diejek Lala," jawab Candra.
"Sabar
saja. Kau akan mempunyai sayap kok," hibur Rosa.
"Tapi
sampai kapan aku harus selalu diejek?" balas Candra.
Candra sangat
sedih dan mulai menangis.
"Candra,
sebenarnya aku tau cara cepat mempunyai sayap," bisik Rosa.
"Benarkah?"
tanya Candra.
"Benar.
Caranya adalah kau harus selalu sabar atas semua perilaku teman-teman yang
mengejekmu. Kau juga harus selalu membantu sesama," kata Rosa.
Candra berpikir
sejenak. Lalu ia berkata, "Baiklah, aku akan mencobanya. terima kasih,
Rosa."
Setiap saat
Candra selalu sabar dan tidak membalas ejekan teman-temannya. Candra juga
selalu membantu ayah dan ibunya. Namun Candra belum juga mendapat sayap. Candra
pun pergi ke rumah Rosa untuk protes.
“Rosa! Rosa!”
panggil Candra.
“Oh, ada apa,
Candra?” jawab Rosa.
“Gini, Ros. Aku
selalu sabar dengan ejekan teman-teman dan juga membantu sesame. Tetapi kenapa
aku belum juga mendapatkan sayap?” tanya Candra.
Rosa pun menjawab,
“Candra, kau lebih mementingkan sayap daripada yang lain.”
“Hah? Aku tidak
mengerti kau bicara apa,” jawab Candra.
“Kau harus
ikhlas atas semuanya. Kau juga harus mengingatkan teman-teman agar memikirkan
diri sendiri sebelum memikirkan orang lain,” jawab Rosa.
“Baiklah,” kata
Candra pada akhirnya dengan lesu. Candra selalu memikirkan kata-kata Rosa.
Paginya Candra
dipanggil oleh Bu Guru.
“Candra, apa
benar kau selalu diejek oleh teman-temanmu?” tanya Ibu Guru.
“Tidak kok, Bu.
Teman-teman hanya bercanda,” jawab Candra. Sebenarnya Candra ingin menjawab
‘ya’. Namun Candra merasa kasihan dengan teman-temannya.
Saat kembali ke
kelas, Candra merasa berat. Tetapi teman-temannya datang memberikan selamat
kepada Candra. Tentu saja Candra merasa terkejut diberikan selamat dari
teman-temannya.
“Rosa, kenapa
mereka bergembira?” tanya Candra kepada Rosa.
“Coba kau lihat
punggungmu itu,” jawab Rosa sembari tersenyum.
Candra terkejut
lagi. Ia mempunyai sayap! Teman-temannya lalu meminta maaf kepada Candra. Hal itu
membuat Candra merasa sangat gembira. []
*)
Yohana Imanuella, siswi kelas 5A SD
Lab. School Unnes.
Baca juga cerpen karya Rucita S. Cahyani => "Es Teh di Kantin Sekolahku"
Baca juga cerpen karya Lintang Ayu Maitri => "Taman Impian"
Baca juga cerpen karya Nabila Kanaya Putri => "Arti Sahabat"
Baca juga cerpen karya Rucita S. Cahyani => "Es Teh di Kantin Sekolahku"
Baca juga cerpen karya Lintang Ayu Maitri => "Taman Impian"
Baca juga cerpen karya Nabila Kanaya Putri => "Arti Sahabat"