Langkah-Langkah Bermain Peran
Pada dasarnya bermain
drama sama dengan bermain peran yang membedakan adalah cakupannya dalam
pementasan. Unsur bermain drama lebih komplek, yaitu naskah drama, pemain, sutradara,
kostum, tata rias, tata panggung dan penonton. Kalau
dalam bermain peran cakupannya lebih sederhana maksudnya adalah seorang pemain hanya memerankan karakter
tokoh dalam naskah drama. Walaupun dilengkapi dengan unsur-unsur yang lain
seperti tata rias dan tata lampu itu hanya sebagai pendukung pemain dalam
memerankan karakter tokoh dalam naskah drama. Seperti yang dikemukan oleh Tarigan (1993:177) bahwa bermain
peran lebih sederhana dalam segala hal dibandingkan dengan bermain drama.
Langkah-langkah bermain peran
terdiri atas tiga tahapan yaitu, (1) prapementasan, (2) saat pementasan, dan
(3) setelah pementasan (pasca pementasan).
Prapementasan
Untuk menyajikan suatu peran dibutuhkan persiapan-persiapan sebelum pementasan itu
ditampilkan, yakni, tahap persiapan dan tahap latihan.
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini terdapat beberapa
langkah-langkah yang harus ditempuh, antara lain :
1)
Memilih Naskah
Pada langkah ini merupakan kegiatan
memilih naskah yang nantinya dipentaskan sesuai dengan maksud pementasan. Pemilihan
naskah harus memenuhi baik tidaknya
tema, plot, struktur, dan lain-lain. Kesemuanya ini harus sudah ditentukan
dengan sebaik-baiknya.
2) Memilih Pemain
Pemain haruslah dipilih orang-orang
yang bisa memegang rol atau peranan dalam mengapresiasikan tokoh yang nantinya
dibawakan olehnya. Pemilihan pemain juga bisa dilakukan dengan cara casting.
Casting dalam drama adalah proses pemilihan pemain sesuai dengan karakter dan peran yang diperlukan dalam cerita.
3)
Mempelajari Naskah
Mempelajari naskah bertujuan agar
dapat mengenal tema, konflik, dan klimaks yang terdapat dalam naskah yang akan
dipentaskan. Langkah ini antara lain; menentukan cara yang sebaik-baiknya dalam
mementaskan cerita,, menganalisis setiap tokoh beserta wataknya serta hubungannya
satu sama lain, menganalisis pendidikan serta latar belakang tokoh yang akan diperankan.
2. Tahap Latihan
Menurut Djajakusuma dalam Tarigan
(1993:98-100) langkah-langkah yang termasuk dalam tahap latihan antara lain, yaitu:
1)
Latihan
Membaca
Latihan membaca
bertujuan supaya pemain dapat mengetahui hubungan satu sama lain serta konflik,
suspense, dan klimaks yang terdapat di dalam naskah drama.
2)
Latihan
Bloking
Dalam latihan
blocking bertujuan untuk menentukan bloking seiap pemain, yakni gerak dan
pengelompokkan pemain. Sedangkan setiap gerak, mimik, haruslah mempunyai arti
dalam pengekspresian lakon yang dibawakan pemain dengan wajar dan mempunyai
alasan yang tepat.
3)
Latihan Karya
Dalam latihan karya
pemain dipastikan sudah hafal teks beserta gerak laku yang singkron yang nantinya akan
menggambarkan watak serta karakter yang dibawanya dengan wajar.
4)
Latihan
Pelicin
Latihan pelicin
bertujuan agar pemain benar-benar menjalani dan memerankan dengan baik dalam menghayati
suka-dukanya, perjuangannya, kejayaannya, serta kegagalan yang akan nampak pada
diri tokoh yang akan diperankan olehnya.
5)
Latihan Umum
Latihan umum
merupakan latihan akhir guna mempersiapkan semua kebutuhan pentas dari kesiapan
para pemain, para karyawan pentas, dan lain-lain. Latihan ini diadakan untuk
membiasakan para pemain dengan respon dan reaksi dari para penonton agar pada
saat pementasan yang sebenarnya mereka tidak gugup dan benar-benar sudah siap.
Pementasan
Pementasan adalah proses, cara, perbuatan mementaskan naskah drama
dari hasil latihan yang telah dilakukan sebelumnya. Atau dengan kata lain
diartikan bahwa pementasan merupakan puncak dari hasil latihan yang ditempuh
selama berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan sampai mencapai berbulan-bulan
lamanya untuk mementaskan hasil karya berupa gerak akting.
Pada saat pementasan yang perlu
diperhatikan oleh pemain adalah dalam hal akting harus wajar
dan tidak dibuat-buat, artinya pemain
dalam menampilkan perannya tidak berlebihan. Dalam situasi seperti itu,
pemin tidak boleh memperlihatkan kepura-puraannya saat pementasan. Pemain harus
meyakinkan penonton sehingga penonton merasa bahwa pemain menampilkan
pengimajinasiannya secara nyata.
Pasca Pementasan
Dalam pasca-pementasan, pementasan
yang sudah berlangsung diadakan penilaian-penilaian terhadap unsur-unsur yang
terdapat dalam bermain peran seperti: kinesik (gerak tubuh), intonasi, vokal, dan ekspresi.
Terdapat juga saran dan kritik terhadap pementasan yang sudah berlangsung dengan tujuan
mengerti kekurangan-kekurangan pementasan guna refleksi terhadap pementasan
selanjutnya.