Teknik Pemodelan
Teknik Pemodelan
Pemodelan (modeling) merupakan salah satu elemen metode
kontekstual. Seperti yang dikemukakan Suyatno (2004:41) bahwa dalam metode
kontekstual ada tujuh elemen penting, yaitu: inquiry, questioning, constructivism, modeling, learning community,
authentic assesment, dan reflection.
Pemodelan pada dasarnya membahasakan gagasan yang
dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan para siswa untuk
belajar dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswa melakukan. Pemodelan
dapat berbentuk demonstrasi atau pemberian contoh tentang konsep (aktivitas
belajar). Dengan kata lain, model itu dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu,
cara melafalkan bahasa, cara mengerjakan sesuatu. Oleh karena itu, guru guru
memberikan model tentang cara belajar (Nurhadi, dkk 2003:49).
Menurut Sugiyanto (2008:22) pemodelan merupakan konsep
belajar yang memberikan contoh kepada siswa dalam proses pembelajaran sehingga
siswa dapat mempelajari pengetahuan dari model atau contoh yang dihadirkan
guru. Dengan demikian, pemodelan merupakan asas yang penting dalam pembelajaran
karena siswa dapat terhindar dari pengetahuan yang bersifat teoris dan abstrak.
Pemodelan di dalam pengajaran merupakan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru dengan memperagakan pelajaran kepada siswanya
sehingga dapat menarik perhatian siswa terhadap pelajaran yang diajarkan.
Dengan pemodelan siswa secara langsung dapat melihat, mengamati, mendengar,
merasakan sendiri materi yang diajarkan oleh guru. Dengan demikian, guru
berkewajiban mewujudkan bahan yang diajarkan sekonkret mungkin, baik benda
aslinya ataupun berupa benda tiruannya dalam bentuk model-model (Dja’far
1995:2). Dja’far juga mengemukakan bahwa pemodelan meliputi semua pekerjaan
panca indra yang bertujuan mempercepat proses pengertian dan pemahaman bagi
siswa terhadap pelajaran.
Proses modeling tidak hanya dari guru saja, akan tetapi
dapat juga memanfaatkan siswa atau media pembelajaran sebagai model. Kehadiran
model akan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar lebih menarik dan
mengasyikkan serta siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Wujud alat
peraga atau model disesuaikan kebutuhan mata pelajaran.
Pemodelan akan digunakan oleh peneliti dalam proses
bermain peran. Pemodelan dalam bermain peran yaitu, peniliti memperlihatkan
kepada siswa suatu pementasan drama lewat VCD sebagai model. Hal ini dilakaukan untuk memudahkan siswa dalam
mendalami karakter tokoh yang akan diperankan. Dengan pemodelan siswa dapat
langsung melihat, mengamati, pementasan drama yang ditonton kemudian
mempraktikannya dalam bermain peran yang sebenarnya.
Bentuk VCD merupakan sarana penyimpanan informasi gambar
dan suara pada piringan (Sadiman 1996:295). Menurut Arsyad (2007:36) VCD adalah
system penyimpanan dan rekaman video dimana signal audio-visual direkam pada
disket plastik, bukan pada pita magneti.
Media VCD merupakan perpaduan antara media audio dan
media gambar (visual) yang dapat membantu guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran serta sangat memungkinkan terjasinya komunikasi dua arah antara
guru sebagai tenaga pengajar dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Media
ini mampu menggugah perasaan dan pikiran siswa, memudahkan dalam penyampaian
materi dan minat siswa untuk belajar.
Model VCD pementasan yang dipilih harus sesuai dengan
topik pembelajaran, mudah memperoleh modelnya, tersedianya waktu untuk
menampilkan model tersebut, dan harus sesuai dengan taraf berpikir siswa. Seperti yang dikemukakan Sudjana dan Rivai
(dalam Djamarah dan Zain 2006:132-133) bahwa memilih model sebagai media
pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:
a.
Ketepatannya dengan tujuan
pengajaran
b.
Dukungan terhadap isi dan bahan
pelajaran
c.
Kemudahan memperoleh media
d.
Keterampilan guru dalam
menggunakannya
e.
Tersedia waktu untuk
menggunakannya
f.
Sesuai dengan taraf berpikir
siswa
Dengan kriteria tersebut guru dapat menggunakan model
(VCD) pementasan untuk membantu mempermudah tugas-tugasnya sebagai pengajar.
Kehadiran model (VCD) pementasan dalam proses pengajaran adalah mempermudah
guru dalam menjelaskan bahan pengajaran.