Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejiwaan Manusia
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejiwaan Manusia
Kejiwaan manusia dapat dipengaruhi oleh banyak hal. Ada
beberapa pendapat dari para ahli psikolog mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhikejiwaan manusia. Menurut McDougall dalam Rakhmat, menyebutkan pentingnya
faktor-faktor personal dalam menentukan interaksi sosial dan masyarkat. Tetapi,
Edward Ross, seorang sosiolog menegaskan utamanya faktor situasional dan sosial
dalam membentuk perilaku individu. Secara umum, Faktor-faktor yang mempengaruhi
kejiwaan manusia ada 2 yaitu :
1. Faktor personal
Adalah faktor yang berasal dari individu itu sendiri, antara
lain:
a. Faktor biologis
Faktor biologi berpengaruh dalam seluruh kegiatan manusia. Warisan
biologi manusia menentukan kejiwaannya. Kejiwaan yang merupakan bawaan manusia,
bukan pengaruh lingkungan. Dorongan atau faktor biologis pada umumnya berakar
pada keadaaan jasmani. Pada umumnya faktor biologis ini timbul karena tidak
adanya balans atau yang disebut homeostatis. Apabila keseimbangan ini
terganggu, maka ada usaha atau dorongan untuk mencari atau mengadakan
keseimbangan ini. Mekanisme fisiologis untuk mempertahankan keseimbangan ini
dilengkapi dengan regulator atau motived behavior.
b. Faktor sosiopsikologis
Manusia sebagai makhluk sosial mengalami proses sosial
sehingga diperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilaku. Faktor sosiopsikologis
digolongkan menjadi tiga yaitu : komponen afektif, komponen kognitif dan
komponen konatif.
1) Komponen afektif
Komponen afektif merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis.
Yang termasuk ke dalam komponen afektif adalah sebagai berikut :
a) Motif sosiogenesis
Motif sosiogenesis disebut juga motif sekunder. Peranannya
sangat penting dalam membentuk perilaku sosial. Moti sosiogenesis yang meliputi
:
(1) Motif ingin tahu
Setiap orang berusaha memahami dan memperoleh arti dari
dunianya. Kita memerlukan kerangka rujukan (frame of reference) untuk
mengevaluasi situasi baru dan mengarahkan tindakan yang sesuai. Orang tidak
sabar dalam suasana ambigu, tidak menentu, atau sukar diramalkan, karena
kecenderungan untuk memberi arti pada apa yang dialami, bila informasi yang
diperoleh terbatas,
orang akan mencari jawaban sendiri, orang akan menarik kesimpulan
tanpa menunggu sampai informasi itu lengkap lebih dahulu. Apabila direnungkan,
banyak waktu dan tenaga yang dikeluarkan oleh individu untuk mengadakan eksplorasi
terhadap lingkungan. Satu hal yang mendorong hal ini adalah suatu pertanyaan “apakah
ada sesuatu yang baru” yang ada sekitar kita. Hal ini berkaitan dengan motif ingin
tahu (curiosity motive) (Rakhmat, 2007:38).
(2) Motif kompetensi
Setiap orang ingin membuktikan bahwa membuktikan bahwa ia
mampu mengatasi persoalan kehidupan apapun. Perasaan mampu amat bergantung pada
perkembangan intelektual, sosial, dan emosional aman. Apabila orang sudah dapat
memenuhi kebutuhan biologinya, dan yakin bahwa masa depannya gemilang, ia sudah
dianggap dapat memenuhi kebutuhannya akan kemampuan diri (kompetensi).
(3) Motif cinta
Sanggup mencintai dan dicintai adalah hal esensial bagi
pertumbuhan kepribadian. Orang ingin diterima di dalam kelompoknya sebagai
anggota sukarela dan bukan yang sukar rela. Kehangatan persahabatan, ketulusan
kasih sayang, penerimaan orang lain yang hangat amat dibutuhkan manusia.
Berbagai penelitian membuktikan bahwa kebutuhan akan kasih sayang yang tidak
terpenuhi akan menimbulkan perilaku manusia yang kurang baik, orang menjadi
agresif, kesepian, frustasi, bunuh diri.
(4) Motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari identitas
Erat kaitannya dengan kebutuhan untuk memperlihatkan
kemampuan dan memperoleh kasih sayang
adalah kebutuhan untuk menunjukkan eksistensi di dunia. Kita
ingin kehadiran kita bukan saja dianggap bilangan, tetapi juga diperhitungkan.
Oleh karena itu, bersamaan dengan kebutuhan harga diri, orang akan mencari
identitas dirinya. Hilangnya identitas diri akan menimbulkan perilaku yang
patologi (penyakit) : impulsif, gelisah, mudah terpengaruh, dan sebagainya.
(5) Motif akan nilai
Dalam menghadapi gejolak kehidupan, manusia membutuhkan
nilai-nilai untuk menuntunnya dalam
mengambil keputusan atau memberikan makna pada kehidupannya.
Termasuk ke dalam motif adalah motifmotif keagamaan. Bila manusia kehilangan
ilai, tidak tahu apa tujuan hidup sebenarnya, ia tidak memiliki kepastian untuk
bertindak. Dengan demikian, ia akan lekas putus asa dan kehilangan pegangan.
(6) Motif kebutuhan pemenuhan diri
Kita bukan saja ingin mempertahankan kehidupan, kita juga
ingin meningkatkan kualitas kehidupan kita dan memenuhi potensi-potensi kita.
b) Sikap
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir
dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, dan nilai. Sikap mempunyai
daya pendorong atau motivasi, sikap bukan rekaman masa lalu, sikap mengandung
aspek evaluatif dan sikap timbul dari pengalaman.
c) Emosi
Emosi menunjukkan kegoncangan organisme yang disertai
gejala-gejala kesadaran keperilakuan, dan proses fisiologis. Emosi mempunyai
empat fungsi, yaitu:
(1) Sebagai pembangkit energi
(2) Sebagai pembawa informasi
(3) Pembawa pesan dalam interpersonal
(4) Pemberi informasi tentang sumber keberhasilan mereka.
2) Komponen kognitif
Termasuk dalam komponen ini adalah kepercayaan. Kepercayaan
adalah keyakinan bahwa sesuatu itu benar atau salah atas dasar bukti, sugesti,
otoritas, pengalaman, atau intuisi.
3) Komponen konatif
Komponen konatif terdiri kebiasaan dan kemauan. Kebiasaan adalah
aspek manusia menetap, berlangsung secara otomatis tidak direncanakan.
Kebiasaan merupakan hasil pelaziman yang berlangsung pada waktu yang lama atau
sebagai reaksi khas yang diulangi berkali-kali. Sedangkan kemauan erat dengan
tindakan, bahkan ada yang mendefinisikan sebagai tindakan yang merupakan
usaha seseorang untuk mencapai tujuan Kohler dalam.
2. Faktor situasional.
Selain faktor personal, faktor situasional juga sangat
mempengaruhi kejiwaan manusia. Faktor situasional adalah faktor yang datang
dari luar individu. Faktor situasional meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Faktor ekologis
Keadaan alam akan sangat mempengaruhi gaya hidup dan kejiwaan
seseorang. Kaum determinisme lingkungan sering menyatakan bahwa keadaan alam
sangat mempengaruhi gaya hidup dan perilaku.
Contoh : Banyak orang yang menghubungkan kemalasan bangsa Indonesia
pada mata pencaharian bertani dan matahari yang selalu bersinar setiap hari.
Hal ini disebabkan efek temperatur pada tindakan kekerasan, perilaku
interpersonal, dan suasana emosional.
b. Faktor desain dan arsitektur
Dewasa ini telah tumbuh perhatian dikalangan para arsitek
pada pengaruh lingkungan yang dibuat manusia terhadap perilaku penghuninya.
Satu rancangan arsitektur dapat mempengaruhi pola komunikasi di antara orang
yang hidup dalam naungan satu arsitektural.
Contoh : Orang yang tinggal di lingkungan pesantren
komunikasi di antara santrinya akan lebih terbuka karena mereka tinggal dan mempunyai
aktivitas yang sama di satu tempat yang sama, sehingga hubungan kebatinannya
akan terjalin.
c. Faktor temporal
Waktu memberi pengaruh terhadap jiwa seseorang. Hal ini
telah banyak teliti bahwa waktu memberi pengaruh terhadap bioritma manusia.
Contoh : Tubuh manusia dari tengah malam sampai pukul 4,
fungsi tubuh manusia berada pada tahap paling rendah, tetapi pendengaran sangat
tajam, pada pukul 10 pada orang introvert, konsentrasi dan daya ingat mereka
mencapai pada puncaknya, sedangkan pada pukul 3 sore orang-orang ekstrovert
mencapai puncak dalam kemampuan analisis dan kreativitas.
d. Faktor suasana perilaku
Lingkungan merupakan beberapa satuan yang terpisah yang disebut
suasana perilaku. Pada setiap suasana terdapat pola-pola hubungan yang mengatur
perilaku orang-orang didalamnya.
Contoh : Di masjid orang tidak akan berteriak keras, seperti
dalam pesta ulang tahun orang tidak akan melakukan upacara ibadat. Dalam suatu
kampanye di lapangan terbuka, komunikator akan menyusun dan menyampaikan pesan
dengan cara yang berbeda daripada ketika ia berbicara di hadapan kelompok kecil
di ruang rapat partainya.
e. Faktor teknologi
Lingkungan teknologis yang meliputi sistem energi, sistem produksi,
distribusi, membentuk serangkain perilaku sosial yang sesuai dengan kejiwaannya.
Bersamaan dengan itu tumbuhlah pola-pola penyebaran informasi yang mempengaruhi
suasana kejiwaan setiap anggota masyarakat. Perubahan pola-pola penyebaran
informasi akan mempengaruhi suasana kejiwaan.
Contoh : Adanya pesawat telepon membuat orang merasa dekat dengan
orang-orang tersayang. Meskipun terpisah jarak dan tidak bisa bertatap muka,
hanya dengan mendengar suaranya saja kita bisa merasa dekat.
f. Faktor sosial
Sistem peranan yang ditetapkan dalam suatu masyarakat,
struktur kelompok dan organisasi, karakteristik populasi, adalah faktor-faktor sosial
yang menata perilaku manusia. Dalam organisasi, hubungan antara anggota dengan
ketua diatur oleh sistem peranan dan normanorma kelompok. Karakteristik
populasi seperti usia, kecerdasan, karakteristik biologis, mempengaruhi
pola-pola anggota-anggota populasi tersebut.
Contoh : Kelompok orang tua melairkan pola perilaku yang
berbeda dengan kelompok anak muda.
g. Faktor psikososial
Persepsi tentang sejauh mana lingkungan memuaskan atau mengecewakan
manusia, akan mempengaruhi kejiwaan manusia. Iklim psikososial menunjukkan
persepsi orang tentang kebebasan individual, ketepatan pengawasan, kemungkinan
kemajuan dan tingkat keakraban.
h. Faktor yang mendorong dan memperteguh perilaku kejiwaan
Kendala situasi mempengaruhi kelayakan melakukan perilaku tertentu.
Ada situasi yang memberikan rentangan kelayakan perilaku, seperti situasi di
taman. Situasi permisif (terbuka) memungkinkan orang melakukan banyak hal tanpa
rasa malu. Situasi restriktif (tertutup) menghambat berperilaku sekehendak
hatinya.
Contoh: Orang Islam yang tinggal di lingkungan pondok
pesantren cenderung berperilaku dan berpenampilan lebih sopan.
i. Faktor budaya.
Faktor budaya juga sangat mempengaruhi kejiwaan seseorang . Seseorang
dengan latar budaya tertentu akan mempunyai jiwa tertentu pula sesuai dengan
latar budayanya.
Contoh : Orang yang berlatar belakang budaya Jawa cenderung mempunyai
sifat nriman.