Adab dan Sunah dalam Berdoa
Adab-Adab dan Sunah Berdoa
- Sesering mungkin berdoa kepada Allah. Lebih sering berdoa, akan lebih disukai oleh Allah swt.. (Alquran, Thabrani). * Orang-orang yang tidak suka berdoa, seolah-olah ia meyakini atas kemampuan diri sendiri tanpa bersandar kepada Allah. Orang seperti ini, adalah orang-orang yang sombong atas diri sendiri.
- Hendaknya berdoa sambil mengangkat tangan dengan telapak tangan terbuka ke atas. (Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, Hakim). * Jangan berdoa dengan punggung tangan menghadap ke atas, kecuali pada shalat Istisqa dan minta dijauhkan dari bala. (Abu Dawud, Thabrani, Baihaqi, Ibnu Majah).
- Dianjurkan berdoa dengan menghadap ke kiblat. (Tirmidzi, Thabrani).
- Sunnah memulai doa dengan memuji Allah, lalu bershalawat ke atas Rasulullah saw.. (Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Hibban, Baihaqi, Hakim).
- Berdoa hanya untuk hal-hal yang dihalalkan oleh agama. Jangan berdoa untuk hal-hal yang dilarang atau diharamkan. (Muslim, Ahmad, Abu Dawud).
- Hendaknya merasa yakin bahwa Allah akan mengabulkan doa kita. Jangan ada keragu-raguan. Apabila ada prasangka bahwa Allah tidak akan mengabuikan doa kita, maka Allah tidak akan mengabulkannya karena Allah bergantung pada sangkaan hamba-Nya. (Tirmidzi, Hakim).
- Hendaklah menangis ketika berdoa. Jika tidak bisa menangis, berpura-puralah untuk menangis. (Baihaqi).
- Setiap doa boleh diulangi sampai tiga kali. Dan diakhiri dengan ‘Aamiin’ yang berarti; “Kabulkanlah, ya Allah”. Jika berdoa dengan berjamaah, maka salah seorang berdoa dan yang lain mengaminkannya. (Abu Dawud). * Yang berdoa dan yang mengaminkan akan mendapatkan ganjaran yang sama. Dan disunnahkan mengamini do’a kita walaupun berdoa sendirian. (Ibnu Adi).
- Sunnah mengusapkan tangan ke muka setelah selesai berdoa. (Abu Dawud, Thabrani, Baihaqi, Ibnu Majah).
- Rasulullah saw. biasa berdoa dengan mendahulukan untuk dirinya sendiri kemudian untuk orang lain. (Tirmidzi, Ibnu Hibban, Ahmad, Hakim).
- Sebelum berdoa pastikan bahwa apa yang di badan kita adalah halal. Allah swt. tidak menerima doa seseorang yang pada dirinya, baik makanan, minuman, dan berpakaiannya dari cara yang haram. (Muslim).
- Jangan berdoa dengan suara terlalu keras atau berlebihan. Hendaknya berdoa dengan suara yang merendah dan bertawadhu kepada Allah. (Alquran).
- Berdoa harus dengan penuh keyakinan dan kesungguhan. Tidak boleh berdoa dengan berkata, “Kalau Engkau mau, ya Allah”. Hal itu menunjukkan ketidaksungguhan dalam berdoa. (Bukhari, Muslim, Ahmad, Nasa’i).
- Apabila doa belum diterima oleh Allah, hendaknya kita mengakui bahwa doa kita sudah diijabah oleh Allah swt. dengan mengatakan: yang artinya..
“Maha Suci Allah dengan segala nikmat-Nya menyempurnakan orang-orang yang shaleh.” (Baihaqi).
- Jika doa kita belum diijabah/ dikabulkan, maka ucapkan:
Artinya: “Segala puji bagi Allah dari segala keadaan.” (Baihaqi).
- Hendaknya selalu meminta maaf dan afiat kepada Allah swt.. (Abu Dawud, Ibnu Majah, Tirmidzi).
- Hendaknya selalu berdoa meminta surga. Dan jika meminta surga, mintalah surga Firdaus. Barangsiapa meminta surga tiga kali, maka surga akan mengatakan, “Ya Allah, masukanlah ia ke dalam surga.” Tiga kali. Dan neraka berkata, “Ya Allah Jauhkanlah ia dari neraka!” (Hakim, Nasa’i).
- Sunnah memulai doa dengan menyebut Asmaul Husna. Rasulullah saw. sering mengucapkan, “Yaa Hayyu, Ya Qayyuum.” (Tirmidzi).
- Hendaknya berdoa dengan doa yang pernah dibaca dan diajarkan oleh Nabi saw. atau doa yang terdapat di dalam Alquran. Dan tidak boleh berdoa meminta kematian. (Bukhari, Muslim, Nasa’i).
- Hendaknya memahami arti doa kita. Jangan berdoa dengan doa yang tidak tahu maksudnya. Boleh berdoa dengan menggunakan bahasa masing-masing agar dapat memahami arti doanya. (Abu Dawud, Ibnu Majah).
- Lebih baik berdoa dengan kata-kata yang ringkas, tetapi bermakna dalam dan luas. (Bukhari). * Seperti doa meminta kebaikan dunia dan akherat. Itu adalah salah satu doa yang ringkas dan luas maknanya.
- Berdoa tetap harus diiringi dengan usaha untuk memperoleh hasil doa kita.
- Disunnahkan berdoa ketika mendengar ayam berkokok, karena ia melihat malaikat. Dan disunnahkan membaca ta’awudz ketika mendengar lolongan anjing atau ringkikan keledai, karena ia melihat syetan. (Bukhari).
Doa-doa Yang Mustajab
- Doa orang yang beribadah haji. Doa orang yang sedang sakit. (Muslim, Baihaqi, Abu Dawud).
- Doa seseorang untuk orang lain yang tidak ada di dekatnya. Ini adalah doa tercepat dikabulkan oleh Allah swt. (Thabrani, Tirmidzi, Ibnu Majah).
- Doa seseorang yang adil dan bijaksana. Doa orang yang dizhalimi. Allah akan cepat mengabulkan doa mereka karena antara Allah dengan mereka tidak ada penghalang sama sekali. Doa orang,tua untuk anaknya. (Ibnu Majah).
- Doa seorang musafir. (Ibnu Majah, Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa'i). * Asal perjalanannya bukan untuk kemaksiatan.
- Doa orang yang sedang berpuasa. Doa orang yang banyak menghabiskan waktunya untuk berdzikir mengingat Allah. (Baihaqi).
Waktu-waktu Doa Mustajab
- Setelah shalat fardhu lima waktu dan setelah mengkhatam tilawat Alquran 30 juz. (Thabrani).
- Ketika bersujud dalam shalat, sebagai waktu yang terdekat antara hamba dengan Allah swt.. (Muslim, Abu Dawud, Nasa’i).
- Sebelum waktu Shubuh. (Muslim, Abu Dawud, Nasa’i).
- Ketika Fii sabiilillah, sedang berjuang di jalan Allah. (Thabrani).
- Ketika adzan. (Thabrani, Hakim).
- Ketika turun hujan lebat. (Hakim).
- Antara adzan dan iqamat. (Abu Dawud, Ahmad, Tirmidzi, Nasa’i).
- Sepertiga akhir malam. (Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Abu Dawud).
- Ketika melihat Ka’bah. Ketika berlari antara Shafa dan Marwa. Ketika wukuf di Arafah. Ketika melempar jumrah. (Baihaqi).
Baca Juga:
Adab dan Sunnah Hari Jumat
Adab dan Sunnah Hari Jumat