Hari Raya Idul Fitri dan Adab-adabnya sesuai Sunah Rasulullah SAW
Hari Raya Idul Fitri dan Adab-adabnya sesuai Sunah Rasulullah SAW
- Disunnahkan memakai pakaian yang terbaik. Namun bukan
berarti pakaian yang baru, setidak-tidaknya pakaian yang terlihat baik dan
suci. (Bukhari).
- Rasulullah saw. sendiri mempunyai pakaian khusus yang
dikenakan hanya pada hari Raya. (Ahmad).
- Sunnah menyantap makanan sebelum pergi untuk shalat Idul
Fitri. (Bukhari, Tirmidzi). * Karena sebelumnya sudah berpuasa sebulan penuh,
maka pada hari Idul Fitri hendaknya makan atau minum dahulu sebelum shalat
menandakan bahwa pada hari itu kita tidak berpuasa. Nabi saw. biasa makan
beberapa kurma dengan ganjil sebelum shalat Idul Fitri. (Bukhari).
- Dan disunnahkan agar tidak memakan apapun sebelum
melaksanakan shalat Idul Adha. (Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad).
- Shalat hari Raya boleh dilaksanakan tanpa menggunakan
mimbar. (Bukhari).
- Tidak ada adzan dan iqamat pada shalat hari Raya. Dan
tidak ada shalat sunnah qabliyah atau ba’diyah hari Raya. (Bukhari).
- Sunnah ada khutbah setelah shalat hari Raya. (Bukhari).
- Sunnah memendekkan shalat Hari Raya dan memanjangkan
khutbah serta memperbanyak takbir. (Ibnu Majah). * Disunnahkan takbir dengan
suara keras. (Bukhari).
- Hendaknya menyegerakan shalat Idul Adha dan melambatkan
shalat Idul Fitri.
- Dianjurkan bersedekah setelah shalat hari Raya. Biasanya
Nabi saw. setelah turun dari khutbah ditemani oleh Bilal ra. langsung membuka
sorbannya untuk menerima sedekah dari para sahabat. (Bukhari).
- Makruh membawa senjata pada hari Raya, apalagi terhunus.
(Bukhari).
- Wanita yang haid dianjurkan datang ke tempat shalat hari
Raya dan ikut bertakbir namun ditempatkan terpisah. (Bukhari, Muslim, Abu
Dawud). * Dan khatib disunnahkan memberi nasehat khusus bagi kaum wanita
setelah khutbah hari Raya. (Bukhari).
- Imam hari Raya hendaknya memakai satir atau penghalang.
(Bukhari). * Sebab, shalat di lapangan terbuka tidak ada dinding di hadapan.
Penghalang bagi imam sudah mencukupi untuk seluruh jamaah.
- Sunnah membaca surat Al-Ala di rakaat pertama, dan
Al-Ghasyiyah di rakaat kedua pada shalat hari Raya. Nabi saw. pun pernah
membaca surat Qaf dan ‘Iqtarabatis saa’ah’. (Jamaah, kecuali Bukhari).
- Sebaiknya berjalan menuju tempat hari Raya melalui jalan
yang tidak biasa dilewati. Dan pergi pulang melalui jalan yang berbeda.
(Bukhari).
Baca juga: