Kisah Antara Manusia — Armijn Pane
Buku ini berisi 23 cerita pendek
karangan Armijn Pane yang disusun berdasarkan urutan tanggal. Karena masih
ditulis dengan ejaan lama bahasa Indonesia, cerita ini barangkali agaklah sulit
untuk dibaca. Beberapa kali pun saya merasa perlu untuk membaca ulang
kalimat-kalimat atau paragraf yang telah saya baca.
Cerita pertama berjudul “Pudjaan
Tjinta”, 21 Oktober 1952. Cerita ini mengisahkan percintaan yang kandas antara
sang tokoh dengan seorang wanita bernama Sawitri. Sawitri pada akhirnya
menemukan jodohnya. Sementara tokoh “aku”, meskipun 5 tahun sejak pertunangan
Sawitri masih saja sempat berkirim surat sebanyak 5 kali, selalu berupaya keras
bagaimana caranya melepaskan diri dari ikatan cinta Sawitri. Sekiranya ia
terlepas, tentu amat senang dan bahagialah hatinya.
Cerita ke dua, “Pertemuan Rasa”,
5 November 1934. Bagaimana seseorang menginterpretasi seni dan keindahan lewat
tarian dan alunan musik, akan sampai pada cinta dan keindahan. Namun, acapkali
pula terpeleset pada nafsu birahi. Itulah yang terjadi pada Amir dan Suminah,
tokoh dalam cerita ini. Suminah yang sedang menari, sungguh pun langkah dan
geraknya menurut aturan yang sudah jadi adat, namun di mata Amir perempuan itu
sedang menarikan tarian birahi. Pada pandangannya, Suminah tidak berpakaian
sedang menarikan tarian itu. Seni yang ada pada tari itu menyenangkan hatinya,
tetapi lebih kuat birahi yang ditimbulkan gerakan badan Suminah itu. Demikian
pula ketika Amir menggesek biolanya sambil matanya terus memandang muka
Suminah. Lamat laun mata mereka bertemu. Lalu, Suminah yang diam menyimak,
lama-kelamaan tertambat juga matanya pada pandangan anak muda itu yang
menyinarkan kekerasan nafsu.
Cerita ke tiga, “Tudjuan Hidup
(Sebuah Studi)”, April 1935. Kartini, seorang guru SD, tengah dilanda kegalauan
luar biasa menyadari usianya kini menginjak 25 tahun. Usia yang cukup tua pada
masa itu. Kartini merasa ngeri merasakan waktu yang berjalan begitu cepat. Bagi
Kartini, tiga – lima tahun ke depan pasti akan segera datang dengan lekasnya.
Padahal dia sudah sangat menginginkan dipanggil “Ibu” oleh anak kandungnya
sendiri sebagaimana murid-muridnya di sekolah memanggil dirinya. Namun, rupanya
tidak ada seorang lelaki pun yang berusaha mendekatinya. Siapa yang mau
mendekatinya? Yang muda-muda takut meminang, takut tidak dapat mencukupi hidup
seorang perempuan yang tinggi pelajarannya dan yang mendapat didikan serta
kesenangan di lingkungan keluarganya. Sementara yang tua-tua takut memandang
pelajarannya karena merasa tidak akan pantas apabila Kartini dijadikan ibu
pengganti kepada tiga atau empat orang anaknya.
Masih ada dua puluh cerita lagi.
Mengasyikkan sekali membaca ini.[]
______________________________
Judul Buku : Kisah Antara Manusia
Penulis : Armijn Pane
Penerbit : P.N. Balai Pustaka
Tahun Terbit : 1965, Cetakan Kedua
Tebal Buku : 200 Halaman
______________________________
Judul Buku : Kisah Antara Manusia
Penulis : Armijn Pane
Penerbit : P.N. Balai Pustaka
Tahun Terbit : 1965, Cetakan Kedua
Tebal Buku : 200 Halaman