Pengertian Belajar, Tujuan Belajar, dan Hasil Belajar
rifanfajrin.com - Pengertian Belajar, Tujuan Belajar, dan Hasil Belajar
Pengertian Belajar
Belajar menurut W.S. Winkel dikutip
Sutadi (1996: 2) adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu
bersifat relatif konstan dan berbekas.
Belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses
belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya
reaksi, daya penerima dan lain-lain aspek yang ada pada individu (Sudjana,
2001: 28).
Berdasarkan pendapat di atas,
belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu dalam interaksi dengan
lingkungannya, ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku seseorang sebagai
hasil dari pengalaman-pengalaman untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap.
Tujuan Belajar
Tujuan belajar merupakan komponen
yang sangat penting dalam belajar, karena tujuan menjadi pedoman bagi seluruh
aktivitas belajar. Sebelum proses belajar berlangsung, tujuan belajar harus
ditetapkan lebih dahulu (Sutadi, 1996: 6). Kegunaan tujuan belajar menurut
Sutadi antara lain:
a. Merupakan
pedoman bagi guru untuk bahan pelajaran dan metode mengajar serta memilih
aktivitas yang efektif dan efisien.
b. Dipakai
sebagai kriteria internal bagi siswa untuk menilai keberhasilannya dalam
belajar, dengan adanya tujuan belajar siswa mengetahui arah belajarnya.
c. Memandu guru
menciptakan kondisi belajar yang menunjang pencapaian tujuan belajar.
d. Membantu guru
menyusun alat evaluasi yang dipergunakan untuk mengetahui apakah proses belajar
dan pembelajaran telah berhasil atau gagal.
Tujuan
belajar seyogyanya meliputi ranah kognitif, psikomotorik, dan kalau mungkin
ranah afektif. Ketiga ranah ini harus berkembang atau berubah selama proses
belajar berlangsung, mengingat tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang
utuh.
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Keberhasilan belajar dapat
ditinjau dari segi proses dan dari segi hasil. Keberhasilan dari segi hasil
dengan mengasumsikan bahwa proses belajar yang optimal memungkinkan hasil belajar
yang optimal pula. Hasil belajar yang ditinjau ada tiga kawasan yaitu kawasan
kognitif, afektif dan psikomotorik (Yamin, 2005)
Cara dan kemampuan siswa untuk
mencapai tujuan belajar berbeda-beda, masing-masing siswa bersifat unik,
artinya kondisi fisik, mental dan sosial mereka berbeda satu sama lain.
Perbedaan ini menyebabkan hasil belajar mereka tidak sama. Sutadi (1996: 62)
mengemukakan bahwa untuk mengetahui sejauh mana siswa
mencapai tujuan belajarnya, guru tidak hanya melihat sepintas karena tidak akan
diperoleh gambaran yang obyektif, untuk itu diperlukan kegiatan evaluasi yang
lebih menyeluruh, berkesinambungan dan obyektif. Pengertian evaluasi menurut
Arikunto (1998: 2) adalah mengukur dan menilai.
Mengukur
adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran dimana pengukuran bersifat
kuantitatif, sedangkan menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap
sesuatu dengan ukuran baik buruk dimana menilai bersifat kualitatif (Arikunto,
1998: 3). Pengukuran dan penilaian dalam penelitian ini meliputi:a) kemampuan
penguasaan kognitif, b) kemampuan penguasaan psikomotor. Penelitian ini tidak
mengambil data dari ranah afektif, namun demikian peneliti tetap mengadakan
pengamatan terhadap keaktifan siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran..
Pengukuran
ranah kognitif dalam penelitian ini menggunakan bentuk tes obyektif yang dibuat
sesuai dengan materi yang diajarkan dan bisa mewakili item-item dari pokok
bahasan yang diajarkan.
Pengukuran
ranah psikomotor, dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa perbuatan,
namun demikian biasanya pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan
pengukuran ranah kognitif sekaligus (Arikunto, 1998: 182). Instrumen yang
digunakan untuk mengukur keterampilan biasanya berupa matriks. Ke bawah
menyatakan perincian aspek (bagian keterampilan) yang diukur, ke kanan
menunjukkan besarnya skor yang dapat dicapai (Arikunto, 1998: 162).