Kebaikan Teman Kepadaku
Selasa,24
Juli 2018
Mengawali
pagi ini, seperti biasa, setelah menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”,
anak-anak mengeluarkan buku catatan harian mereka.
Mereka
mencatat dan menjawab tiga pertanyaan yang telah saya tuliskan di papan tulis.
Pertanyaan-pertanyaan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Siapa
teman yang berbuat baik kepadamu kemarin?
2. Apa
kebaikan temanmu?
3. Sepulang
sekolah nanti, apa perbuatan baik yang akan kamu lakukan?
Seorang anak
mengangkat tangan, sebagai tanda ia ingin bertanya.
“Pak,
bagaimana bila kemarin tidak ada seorang teman pun yang berbuat baik pada saya?”
tanya Affan.
“Apa iya,
tidak ada satu pun teman yang berbuat baik kepadamu?” saya balik bertanya.
“Iya, Pak.”
“Coba kamu
ingat-ingat kembali….” Affan tetap menggeleng kepala.
“Baiklah, kamu
tuliskan saja ‘tidak ada’ kalau memang begitu.”
Ada beberapa
kemungkinan. Pertama, memang tidak ada teman yang berbuat baik kepada Affan.
Kedua, mungkin Affan tidak menyadari bahwa ada teman yang telah berbuat baik
kepadanya karena kebaikan itu “sangat sepele” sehingga tidak disadari oleh
Affan.
Saya
berkeliling kelas memeriksa satu per satu pekerjaan anak-anak. Hingga akhirnya
anak-anak selesai dan siap untuk membacakan hasilnya.
Ryuga
membacakan jawaban dari pertanyaan pertama.
Teman yang berbuat baik kepada saya
kemarin adalah Rheka.
[Ryuga dan Rheka]
Sebelum
berlanjut ke pertanyaan ke dua, terlebih dahulu saya bertanya kepada Rheka.
“Rheka, kebaikan
apa yang kamu lakukan kemarin kepada Ryuga? Apakah kamu bisa mengingatnya?”
saya bertanya.
Sejenak
Rheka mengingat-ingat. Tapi beberapa detik kemudian dia tersenyum sambil
menggelengkan kepala. “APa yaaa…?”
Lalu saya
persilakan Ryuga untuk menjawab pertanyaan ke dua.
“Kemarin
Rheka membantu saya membawakan bekal makanan saya,” jawab Ryuga.
“Ooh, itu…”
Rheka tertawa. Dia tidak menyangka bahwa “kebaikan kecil”-nya kepada Ryuga itu ternyata
dicatat oleh Ryuga.
Hampir sama
dengan Ryuga, Laksita pun menceritakan kebaikan temannya yang bernama Bita.
“Kemarin
setelah pelajaran olahraga, ketika saya kerepotan membawa barang-barang saya,
Bita membantu membawakan milik saya sampai ke kelas,” Laksita menceritakan
kebaikan Bita .
Anak-anak
pun bergiliran menceritakan kebaikan teman-temannya.
Tulisan tangan Aiko
Ada banyak
kebaikan yang telah dilakukan oleh teman-teman. Sekecil apa pun kebaikan itu
akan bermanfaat bagi kita semua.
Berbuat baik
itu menyenangkan dan perlu kita biasakan diri kita untuk selalu berbuat baik.
Di mana saja, kapan saja, dan kepada siapa saja, kita berusaha untuk berbuat
baik, bukan sebaliknya.
Kebiasaan
berbuat baik harus kita tanamkan sedini mungkin. Termasuk di lingkungan sekolah
dasar. Jika kita sudah terbiasa berbuat baik, mudah-mudahan kebiasaan itu
berkembang menjadi “budaya kebaikan”, menjadi watak dan ciri khas diri kita.
Kita harus
mengingat kebaikan orang lain yang pernah berbuat baik kepada diri kita. Sebisa
mungkin suatu saat kita berusaha membalas kebaikan budi tersebut.
Namun, sebaliknya,
sebaiknya kita tidak terus-terusan mengingat (mengungkit-ungkit) kebaikan yang
pernah kita lakukan kepada orang lain. Hal itu menunjukkan, kebaikan yang kita
lakukan masih belum sepenuhnya ikhlas dan masih mengharapkan imbalan.
Akhirnya
saya mengajak diri saya sendiri dan mengajak siswa-siswi anak-anakku kelas 3A
SD Labschool Unnes khususnya, untuk selalu berbuat kebaikan dan mengingat
kebaikan orang lain yang telah tulus dan ikhlas membantu diri kita.
“Kegelapan akan hilang bila datang cahaya yang terang menyinari.”
Begitu pula, kejahatan-kejahatan akan sirna bila setiap orang senantiasa berbuat baik.
Salam dari
kami, keluarga besar SD Labschool Unnes Semarang.
www.rifanfajrin.com