Belajar Ukara Tanduk, Ukara Tanggap, Jejer Wasesa Lesan lengkap dengan contoh dan latihan soal
Belajar Ukara Tanduk, Ukara Tanggap, Jejer Wasesa Lesan lengkap dengan contoh dan latihan soal
Sebelum kita bahas lebih lanjut tentang ukara tanduk, ukara tanggap, jejer, wasesa, dan lesan, terlebih dahulu kita akan artikan masing-masing istilah tersebut ke dalam bahasa Indonesia.
1. Ukara Tanduk, di dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan kalimat aktif.
2. Ukara Tanggap, di dalam bahasa Indonesia biasa juga disebut dengan kalimat pasif.
3. Adapun jejer, wasesa, lesan, di dalam bahasa Indonesia kita sebagai subyek, predikat, dan objek.
2. Ukara Tanggap, di dalam bahasa Indonesia biasa juga disebut dengan kalimat pasif.
3. Adapun jejer, wasesa, lesan, di dalam bahasa Indonesia kita sebagai subyek, predikat, dan objek.
Image by nugroho dwi hartawan from Pixabay |
Baiklah, mari kita bahas satu persatu.
Jejer, Wasesa, Lesan
Jejer atau subjek adalah pelaku, atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan.
Wasesa atau predikat adalah pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan oleh subjek/jejer tadi.
Lesan atau objek, adalah yang dikenai pekerjaan.
Contoh:
Ibu ngunjuk teh.
Jejer: Ibu
Wasesa: ngunjuk
Lesan: teh
Di dalam kalimat, selain terdapat jejer wasesa lesan, lazimnya juga dilengkapi dengan katrangan (keterangan). Keterangan tersebut bisa berupa keterangan tempat, keterangan waktu, keterangan cara, keterangan alat, dan sebagainya.
Contoh:
Susi nyiram kembang sore-sore.
Jejer: Susi
Wasesa: nyiram
Lesan: kembang
Katrangan: sore-sore
Contoh Soal!
Tentukan jejer, wasesa, lesan, dan keterangan pada kalimat-kalimat di bawah ini!
1. Budi nggoreng tempe ing pawon.
2. Doni mangan donat ing kantin.
3. Wingi sore, aku badminton ing lapangan.
Jawaban.
1. Budi = jejer, nggoreng = wasesa, tempe = lesan, ing pawon = katrangan
2. Doni = jejer, mangan = wasesa, donat = lesan, ing kantin = katrangan
3. Wingi sore = katrangan wektu, aku = jejer, badminton = wasesa, ing lapangan = katrangan papan/panggonan (tempat)
Ukara Tanduk lan Ukara Tanggap
Ukara tanduk lan ukara tanggap, di dalam bahasa Indonesia disebut sebagai kalimat aktif dan kalimat pasif.
- Ukara Tanduk = kalimat aktif
- Ukara Tanggap = kalimat pasif
Ukara tanduk
Ukara Tanduk (aktif) yaitu apabila subjek/jejer melakukan pekerjaan.
Contoh:
Ibu methik lombok (ibu memetik cabe)
Bagus ngumbah sepeda (Bagus mencuci sepeda)
Tembung tanduk memiliki ater-ater (awalan) anuswara m-, n-, ng-, ny- .
Contone:
(m-) waca dadi maca
(n-) tulis dadi nulis
(ng-) gambar dadi nggambar
(ny-) sapu dadi nyapu
Ukara tanggap
Sebaliknya, ukara tanggap (pasif) apabila subjeknya yang dikenai pekerjaan.
Conto:
Lombok dipethik Ibu (cabe dipetik oleh Ibu)
Sepeda dikumbah Bagus (Sepeda itu dicuci oleh Bagus)
Tembung tanggap memiliki awalan (ater-ater) tri purusa, yaitu dak-,kok-, di-
Contoh:
(dak-) gawa dadi dakgawa, contone: buku kui dakgowo menyang sekolah (buku itu kubawa ke sekolah)
(kok-) simpen dadi koksimpen, contone: buku kui kosimpen ngendi? (buku itu kausimpan di mana?)
(di-) setrika dadi disetrika, contone: klambimu wes disetrika Mas Agus (bajumu sudah disetrika oleh Mas Agus)
Demikian tadi penjelasan singkat mengenai Ukara Tanduk, Ukara Tanggap, Jejer Wasesa Lesan. Semoga bermanfaat.