Sejarah Ki Hajar Dewantara Pahlawan Pendidikan Indonesia
Sejarah Ki Hajar Dewantara Pahlawan Pendidikan Indonesia
Dunia pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari nama Ki Hajar Dewantara. Karena sepak terjang Ki Hajar Dewantara di dunia pendidikan, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional yang disingkat menjadi Hardiknas.
Tanggal 2 Mei terpilih sebagai Hardiknas karena tanggal tersebut merupakan tanggal lahir Ki Hajar Dewantara. Keputusan Pemerintah Indonesia tersebut ditetapkan tanggal 16 Desember 1959.
Ketika masih muda, Ki Hajar Dewantara itu bernama R. M. Suwardi Suryaningrat. Beliau masih keturunan kraton, beliau adalah cucu dari Sri Paku Alam III, Pada tanggal 23 Februari 1928, ketika usianya menginjak 40 tahun, nama R. M. Suwardi Suryaningtrat berganti menjadi Ki Hajar Dewantara. Pergantian nama tersebut berkaitan dengan sifat R. M. Suwardi Suryaningrat yang selalu ingin dekat dan akrab dengan rakyat kecil.
Ketika pada zaman penjajahan Belanda, Ki Hajar Dewantara ini sering membuat geger Belanda. Bahkan Ki Hajar Dewantara ini juga sering dimasukkan ke dalam penjara karena Ki Hajar Dewantara dianggap membahayakan Belanda.
Pada mulanya Ki Hajar Dewantara itu berjuang lewat tulisan dan politik. Tulisan-tulisan Ki Hajar Dewantara sering dimuat di surat kabar dan sering bisa membakar semangat perjuangan para pemuda. Oleh karena itu Ki Hajar Dewantara kemudian sering dianggap membahayakan bagi Belanda.
BACA JUGA: Pidato Bung Tomo yang Membakar Arek-Arek Suroboyo
Selang beberapa waktu kemudian, perjuangan Ki Hajar Dewantara beralih haluan, yaitu tidak lewat politik praktis lagi, tetapi lewat jalur pendidikan. Ketika tanggal 3 Juli 1922 beliau mendirikan sekolah yang kemudian yang sangat terkenal sampai sekarang, yaitu Sekolah Taman Siswa. Sekolah ini tidak gampang bisa berjalan karena Belanda terus-menerus menyerang dengan berbagai cara agar sekolah ini bisa bubar.
Akant tetapi Ki Hajar Dewantara terus berjuang sampai bisa mengambil hati Belanda. Akhirnya, sekolah ini diizinkan untuk tetap berdiri. Lama kelamaan Sekolah Taman Siswa ini terus berkembang sehingga bisa membuka cabang hingga seluruh nusantara.
[]
Baca Juga: Drs Muhammad Hatta - Hikayat Cinta dan Kemerdekaan