Membuat Batik Ecoprint dengan Teknik Pounding
Membuat Batik Ecoprint dengan Teknik Pounding
Senin 31 Oktober 2022
Sesuai yang telah kita rencanakan hari ini kita akan praktek membuat batik berbahan alami yaitu kita praktek membuat batik ecoprint dengan teknik pounding.
Anak-anak sudah kita informasikan sejak 1 minggu yang lalu untuk mempersiapkan alat dan bahannya. Bahkan mereka saya persilahkan untuk berlatih terlebih dahulu di rumah masing-masing dengan video tutorial yang banyak tersedia di YouTube. Jadi untuk hari ini bayangan saya adalah kita bisa langsung praktek saja bersama-sama.
Alat dan bahan yang disiapkan
Untuk membuat batik ecoprint dengan teknik pounding, berikut ini adalah alat dan bahan yang perlu disiapkan antara lain:
- Kain putih, bisa berbahan katun
- Palu
- Daun-daunan berbagai bentuk sesuai selera
- Plastik
- Tawas
Cara membuat
1. Bentangkan kain di atas lantai
2. Kita tata daun-daunan di atas kain
3. Kita tutup dengan plastik bening
4. Kita mulai pukul kain yang terdapat daun-daunan agar warna daun bisa tercetak di atas kain
5. Setelah selesai memukul kita bersihkan kain dari daun-daun yang masih menempel dan tersisa melekat di kain
6. Kita jemur kain tersebut hingga kering
7. Rendam dengan air tawas selama kurang lebih 10 sampai 30 menit
8. Jemur kembali kain hingga mengering
Jalannya kegiatan
Setelah upacara bendera, kita langsung mempersiapkan alat-alat dan bahannya. sebenarnya mata pelajaran setelah upacara adalah bahasa Indonesia terlebih dahulu, baru kemudian pelajaran seni rupa. Akan tetapi pada hari ini kita dahulukan pelajaran seni rupa karena kita harus menjemur kain tersebut di bawah terik matahari. Sehingga ketika kita sedang dalam proses penjemuran kita bisa melakukan aktivitas pembelajaran yang lain ya itu bahasa Indonesia dan literasi.
Kembali ke praktek, anak-anak melakukan kegiatannya di teras kelas. Tanpa dikomando mereka memilih tempat masing-masing untuk memulai pekerjaannya.
Saya senang karena hampir semua siswa yang berangkat pada hari ini telah mempersiapkan alat dan bahannya masing-masing. Hanya ada beberapa siswa yang tidak membawa atau mungkin lupa.
Akan tetapi hal itu tidak menjadi masalah karena mereka yang tidak membawa itu bisa meminta kain kepada temannya yang membawa kain cukup besar. Untuk daun-daunan mereka bisa mencarinya di sekitar sekolah. Sementara palu yang digunakan untuk memukul dan mencetak daun-daunan, bisa digantikan dengan batu atau meminjam temannya yang sudah selesai mengerjakannya.
Selama lebih kurang 30 menit anak-anak memukul pola di atas kain tersebut tanpa ada kesulitan yang berarti. Saya hanya beberapa kali mengingatkan kepada siswa-siswi agar tidak memukulnya terlalu keras. Memukul terlalu keras bisa menyebabkan kain menjadi sobek atau yang lebih parah adalah bisa menyebabkan lantai menjadi rusak atau pecah.
Setelah selesai melakukan aktivitas memukul pola daun di atas kain, saya persilahkan mereka untuk menjemur kainnya dan tentu saja juga saya ingatkan anak-anak untuk membersihkan kembali lantai yang mereka gunakan agar tetap terjaga kebersihannya.
Kemudian selepas istirahat kita rendam kain-kain tersebut di dalam air campuran tawas. Dalam proses perendaman ini mestinya kita merendamnya lebih kurang 10 atau sampai 30 menit. Akan tetapi tadi anak-anak hanya mencelupkan kain itu sebentar saja dan langsung menjemurnya. Ha ha ha.
Ya sudah tidak apa-apa lain kali dalam proses pembuatan kain batik yang lebih sungguh-sungguh, kita bisa lakukan kembali praktek ini sesuai dengan prosedur yang benar.
Tidak lupa setelah selesai dijemur dan kain-kain itu kering, kita ambil dokumentasi sekali lagi, berupa video anak-anak mempresentasikan kain-kain batik ecoprint hasil karya mereka di depan kelas.
Kemudian video hasil dokumentasi kegiatan hari ini, kita tampilkan sesaat sebelum mereka pulang sekolah.
Alhamdulillah saya merasa anak-anak cukup senang dan antusias mengikuti kegiatan hari ini, dan semoga hal itu bisa menjadi sebuah pengalaman yang berharga bagi anak-anak.
(Video bisa Anda lihat dengan klik video di bawah ini)
[]